Sudah menjadi hukum alam atau lebih tegas lagi sudah menjadi sunnahtullah bahwa segala sesuatu berjalan sesuai dengan program yang maha kuasa.maka dengan segala perasaan senang dan galau semua terjadi dalam suatu waktu .pertanyaannya adalah kenapa semua itu terjadi,sehingga wajar jika ada orang yang mengatakan Kugantungkan harapan kepada Menteri Pendidikan baru ,sebenarnya pergantian kekuasaan bukanlah hal yang luar biasa sebab memang sudah menjadi kodrat yang maha Esa.tidak ada yang abadi,memang perubahan itu harus ada,sesuatu yang ada didunia ini pasti berubah,sesuatu yang tidak berubah adalah perubahan itu sendiri. dalam ilmu menejemen kita kenal dengan istilah adanya management of change.ini menjadi topik yang bermanfaat untuk didiskusikan bersama.
1. Pengertian
Perubahan
Pada hakikatnya, kehidupan manusia dan organisasi selalu
bergerak dan diliputi oleh perubahan secara berkelanjutan. Perubahan terjadi
karena lingkungan internal dan eksternal. Perubahan berarti bahwa kita harus
mengubah dalam cara mengerjakan atau berpikir tentang sesuatu. Perubahan
tersebut dapat terjadi pada struktur organisasi, proses mekanisme kerja, SDM,
dan budaya.
Untuk lebih memahami makna perubahan, terdapat beberapa
karakteristik perubahan (Kasali, 2006), yaitu :
a. Bersifat
misterius karena tidak mudah dipegang
b. Memerlukan
tokoh terkenal dalam melakukan perubahan
c. Tidak semua
orang bisa diajak melihat perubahan
d. Perubahan
terjadi setiap saat secara kontinu
e. Ada sisi
lembut dan sisi keras dalam perubahan
f. Membutuhkan waktu, biaya, dan kekuatan
g. Dibutuhkan
upaya khusus untuk menyentuh nilai dasar/budaya korporat
h. Banyak
diwarnai mitos
i. Perubahan
menimbulkan ekspektasi yang dapat menimbulkan getaran emosi dan harapan
j. Perubahan
selalu menakutkan yang menimbulkan kepanikan
2. Tujuan
Perubahan
Tujuan perubahan disatu sisi untuk memperbaiki kemampuan
organisasi dalam menyesuaikan didi dengan perubahan lingkungan dan disisi lain,
mengupayakan perubahan perilaku karyawan untuk meningkatkan produktivitasnya.
Perubahan harus dilakukan secara hati-hati dengan mempertimbangkan berbagai hal
agar manfaat yang ditimbulkan oleh perubahan harus lebih besar daripada beban
kerugian yang harus ditanggung.
3. Sasaran
Perubahan
a. Struktur organisasi
b. Teknologi
c. Pengaturan
tata letak fisik ruang kerja
d. Sumber daya
manusia
e. Proses
f. Budaya
organisasi
A. PERKEMBANGAN
PERUBAHAN
Perkembangan perubahan organisasional menurut Corner (1992)
diklasifikasikan dalam tiga kelompok berdasarkan tahapan proses
perkembangannya, yaitu sebagai berikut.
1. Introduksi
teknologi baru
Pada awalnya, perubahan ditunjukkan dengan adanya introduksi
teknlogi baru pada sekitar tahun 1980. Perkembangan teknologi dilakukan terus
menerus untuk meningkatkan efisiensi dan dalam banyak hal telah berhasil
mengembangkan perusahaan.
2. Total quality
management (TQM)
TQM dikembangkan antara lain oleh Edward Deming, yang
merupakan usaha dalam keseluruhan organisasi untuk memperbaiki kualitas produk,
proses, SDM, dan lingkungan secara kontinu melalui perubahan struktur, sistem,
praktik, dan sikap untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dan meningkatkan daya
saing perusahaan. TQM merupakan keberhasilan perusahaan-perusahaan jepang,
tetapi pada perusahaan barat tidak menunjukkan keberlanjutan.
BPR merupakan bagian dari TQM yang menjalankan perubahan
secara radikal, dramatis, dan fundamental. Tujuan BPR adalah untuk perbaikan
kinerja organisasi melalui efisiensi dan efektivitas proses bisnis yang
mencakup biaya , mutu, delivery, service, dan speed.
B. JENIS DAN
TIPOLOGI PERUBAHAN
1. Jenis
Perubahan
a. Perubahan
terencana dan tidak terencana
Perubahan dapat terjadi pada kegiatan yang bersifat rutin
dan kontinu, terutama pada kegiatan yang sifatnya strategic dan tidak
berulang-ulang. Perubahan terencana adalah aktivitas perubahan yang
disengaja/direncanakan dan berorientasi pada tujuan. Sedangkan perubahan tidak
terencana merupakan pergeseran aktivitas organisasional, karena adanya kekuatan
eksternal yang berada di luar kontrol organisasi.
b. Perubahan inkremental dan fundamental
Perubahan incremental hampir terjadi dengan sendirinya dan
mencakup banyak situasi yang dihadapi manajer. Termasuk didalamnya metode dan
proses kerja, tata letak, produk baru, dan situasi lain dimana orang melihat
kelanjutan dan keadaan lama menuju pada keadaan yang baru. Perkembangan
perubahan inkremental terjadi melalui evolusi, tetapi perubahan tersebut tidak
berarti mudah untuk dilaksanakan atau tidak akan menghadapi resistensi. Sifat
prubahan inkremental dipengaruhi hubungan antara tingkat urgensi dengan
resistensinya.
Perubahan fundamental merupakan perubahan strategic,
visioner dan transformasional. Perubahan ini biasanya besar dan secara dramatis
mempengaruhi operasi masa depan organisasi. Contoh perubahan ini, antara lain
adalah hasil proses reengineering yang mengubah seluruh cara bisnis beroperasi,
merger dengan organisasi lain, atau pergerakan organisasi ke dalam aktivitas
yang berbeda total.
c. Tempered
radical change
Meyerson (2002) memperkenalkan tempered radical change. Ia
berpendapat bahwa strategi perubahan merupakan suatu kontinum dari sifatnya
sangat pribadi sampai pada sangat umum. Bentuk perubahan yang terjadi dapat
berupa disruptive self-expression, verbal jujitsu, variable-term opportunism, dan
strategic alliance building.
Disruptive self-expression merupakan ekspresi diri yang
ditunjukkan secara pelan-pelan, namun dapat mempengaruhi orang lain.
Kadang-kadang dilakukan secara sederhana, namun secara perlahan mengubah iklim
kerja.
Verbal jujitsu merupakan upaya pembelaan diri secara lisan
untuk mengarahkan perubahan situasi. Orang dapat bereaksi atas pernyataan yang
tidak diinginkan dan mengalihkan menjadi peluang untuk perubahan yang
diharapkan akan diperhatikan orang lain.
Variable-term opportunism merupakan upaya untuk mengubah
sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan sejak lama dan secara kreatif membuka
peluang baru. Bila diberikan kesempatan kepada bawahan menyampaikan presentas
dihadapan pimpinan, yang biasanya selalu harus dilakukan sendiri yang merupakan
penyimpangan dari kebiasaan.
Strategic alliance building merupakan perubahan yang
dilakukan dengan membangun kerja sama dengan orang lain, untuk mendapatkan
legitimasi, akses sumber daya dan kontrak, bantuan teknis, serta dukungan
emosional.
d. Perubahan
struktural dan siklikal
Dalam perubahan struktural terjadi kenaikan atau penurunan
yang berarti yang menghasilkan perubahan kualitas, sehingga diperlukan
penyesuaian secara kontinu. Sebagai contoh, teknologi komunikasi makin canggih
sehingga tidak mungkin mundur kembali. Perubahan siklikal mengikuti pola dalam
fluktuasinya, kembali secara regular pada tahap sebelumnya. Sebagai contoh,
perubahan mode sifatnya sementara dan suatu saat akan kembali pada desain lama.
e. Planned
change dan emergent change
Perubahan terencana merupakan perubahan rutin,
berulang-ulang, dan diprediksi dan dikendalikan. Untuk melakukan perubahan
terncana dilakukan empat fase (Wibowo, 2006), yaitu sebagai berikut.
1) Fase
eksplorasi : dalam fase ini
organisasi menggali dan memutuskan untuk membuat perubahan spesifik.
2) Fase
perencanaan : proses perencanaan
menyangkut mengumpulkan informasi untuk mendiagnosis masalahnya, menetukan
tujuan perubahan dan mendesain tindakan yang tepat untuk mencapai tujuan, dan
membujuk pengambil keputusan mencapai tujuan serta mendukung perubahan.
3) Fase
tindakan : implementasi perubahan
menyangkut desain untuk menggerakkan organisasi menuju perubahan, menciptakan
pengaturan dalam mengelola proses perubahan dan mendapat dukungan
pelaksanaannya, mengevaluasi implementasi dan umpan balik untuk penyesuaian
serta perbaikan.
4) Fase
integrasi : tahapan ini berkaitan
dengan konsolidasi dan stabilisasi perubahan.
Emergent Approach merupakan perubahan dengan pendekatan
darurat memberikan arahan dengan melakukan lima gambaran organisasi yang dapat
mengembangkan keberhasilan perubahan (Wibowo, 2006), yaitu sebagai berikut.
1) Struktur
organisasi : perubahan struktur menuju pada
organisasi hirarkhi datar dengan lebih banyak delagasi.
2) Budaya
organisasi : budaya
organisasi mencerminkan perilaku, sikap, dan pola piker karyawan dalam bekerja.
3) Organisasi
pembelajaran : pembelajaran memainkan
peran kunci dalam menyiapkan orang melakukan prubahan atau menolak perubahan.
4) Perilaku
manajerial : dalam perubahan
darurat memerlukan perubahan radikal dalam perilaku manajer.
5) Kekuatan dan
politik : meskipun advokasi
terhadap perubahan darurat cenderung melihat kekuatan dan politik dari
perspektif yang berbeda, mereka semua mengenal arti pentingnya perubahan yang
harus dikelola agar perubahan menjadi efektif.
2. Tipologi
perubahan
Kritner dan Kinicki (2001) mengelompokkan perubahan ke dalam
tiga tipologi, yaitu.
1) Adaptive
change merupakan perubahan yang paling rendah tingkat kompleksitasnya dan
ketidakpastiannya.
2) Innovative
change memperkenalkan praktik baru dalam organisasi. Perubahan ini berada di
tengah kontinum diukur dari kompleksitas, biaya dan ketidakpastiannya.
3) Radically
innovative change merupakan jenis perubahan yang paling sulit dilaksanakan,
cenderung paling menakutkan bagi manajer untuk melaksanakan, karena memberikan
dampak kuat pada keamanan kerja karyawan.
C. Hambatan dan
Kegagalan Perubahan
1. Hambatan
Perubahan
a. Demografis
b. Persepsi
terhadap revolusi informasi
c. Lingkungan
dan social
Menurut Hussey (2000), ada sepuluh penyebab kegagalan dalam
melaksnakan perubahan, yaitu sebagai berikut.
a. Implementasi
memerlukan waktu lebih lama daripada yang direncanakan
b. Kebanyakan
masalahnya tidak diidentifikasi sebelumnya
c. Aktivitas
dalam implementasi tidak cukup koordinasi
d. Aktivitas dan
krisis bersaing memecahkan perhatian, sehingga keputusan tidak dilakukan
e. Manajer
kekurangan kapabilitas yang diperlukan untuk melakukan perubahan
f. Pelatihan dan
instruksi yang diberikan kepada bawahan tidak cukup
g. Factor
eksternal yang tidak terkendali berdampak pada implementasi
h. Manajer
departemen tidak cukup memberikan kepemimpinan dan arahan
i. Tugas pokok
implementasi tidak didefinisikan secara rinci
j. Sistem
informasi yang tersedia tidak cukup untuk memonitor implementasi
Dari paparan diatas diharapkan bahwa perubahan dalam segala bentuknya bukanlah hal yang harus dirisaukan,namun yang paling penting perubahan itu harus membawa kebaikan bagi manusia termasuk juga dalam perbaikan dalam dunia pendidikan.
No comments:
Post a Comment