Kaum Muslimin wajib memanfaatkan dengan sekuat tenaga untuk mencari
ilmu (thalabul ilmi). Selain pahalanya yang sangat besar, ilmu juga
menjadi landasan keimanan dan landasan amal. Banyak orang yang terpedaya dengan
nikmat sehat dan kelonggaran, sehingga tidak dapat memanfaatkan waktu itu dengan
baik. Rasulullah saw bersabda:
"Dua kenikmatan yang manusia banyak tertipu, yaitu
nikmat kesehatan dan nikmat waktu lapang.” (HR
Bukhari).
Imam Syafii, dalam salah satu syairnya menyatakan: ”Wa man lam yadzuq murrat-ta’allumi saa’atan; tajarra’a dzullal jahli thuula hayaatihi” (Barangsiapa yang tidak pernah merasakan pahitnya mencari ilmu – walaupun sesaat – maka ia akan terjerumus dalam kebodohan yang hina sepanjang hayat.).
Padahal, kedudukan ilmu sangatlah sentral dalam Islam,
sehingga Allah memerintahkan agar aktivitas mencari ilmu itu tidak boleh
berhenti, walaupun dalam kondisi perang sekali pun. ”Mengapa tidak pergi dari
tiap-tiap golongan diantara mereka beberapa orang untuk memperdalam ilmu tentang
agama.” (QS at-Taubah: 122).
Rasulullah saw juga bersabda:
.
.
”Barangsiapa menempuh jalan yang padanya dia
menuntut ilmu, maka Allah telah menuntunnya jalan ke surga.” (HR
Muslim).
”Sesungguhnya malaikat itu membentangkan sayapnya
pada orang yang menuntut ilmu karena ridha dengan apa yang ia lakukan.”
(HR Ahmad, Ibn Hibban, dan Hakim).
”Barangsiapa didatangi kematian dimana dia sedang
menuntut ilmu untuk menghidupkan Islam, maka antara dia dan para Nabi di surga
adalah satu tingkat derajat.” (HR Ad Darimi dan Ibn Sunni dengan sanad
hasan).1
Ibnu Abbas r.a. berkata: ”Mendiskusikan ilmu pada
sebagian malam lebih saya sukai daripada menghidupkan malam itu.” (dengan
shalat. Pen).
Imam Syafii, dalam salah satu syairnya menyatakan: ”Wa man lam yadzuq murrat-ta’allumi saa’atan; tajarra’a dzullal jahli thuula hayaatihi” (Barangsiapa yang tidak pernah merasakan pahitnya mencari ilmu – walaupun sesaat – maka ia akan terjerumus dalam kebodohan yang hina sepanjang hayat.).
Dan khusus untuk pemuda, Imam Syafii berpesan: ”Wa
man faatahu at-ta’liimu waqa syabaabihi; fakabbir ’alaihi arba’an
li-wafaatihi.”
(Barangsiapa yang tidak menggunakan masa mudanya untuk
mencari ilmu, maka bacakan takbir empat kali). ”Wa dzaatul fataa wallaahi
bil-ilmi wat-tuqaa; idza lam yakuunaa laa-i’tibaara lidzaatihi” (Demi Allah,
hakekat seorang pemuda adalah dengan ilmu dan taqwa; jika kedua hal itu tiada
padanya maka tak bisa disebut pemuda). (Lihat, buku Koleksi Syair Imam Syafi’i,
karya Yusuf Syekh Muhammad al-Baqi (Terj. Drs. Abdul Rauf Jabir, Pustaka Amani
Jakarta).
No comments:
Post a Comment