google-site-verification: google314e099c36007d9d.html Problems of Education: Landasan Pendidikan Islam ( 1 )

Friday 4 March 2016

Landasan Pendidikan Islam ( 1 )


Landasan Pendidikan Islam
 
"There is only one genuine revealed religion, and its name is given as Islam, and the people who follow this religion are praised by God as the best among mankind… Islam, then, is not merely a verbal noun signifying ‘submission’; it is also the name of particular religion descriptive of true submission, as well as the definition of religion: submission to God.” (Prof. Dr. Syed Muhammad Naquib al-Attas)
 

Sebelum membahas tentang makna dan tujuan Pendidikan Islam, maka, yang terpenting – disamping memahami apa itu pendidikan – juga memahami apa itu “Islam”. Pemahaman akan konsep Islam yang benar sangat diperlukan, sebelum merumuskan apa itu “Pendidikan Islam”. Sebab, sejumlah cendekiawan pernah mengemukakan gagasan tentang konsep Islam sebagai makna “generik”. Bahwa, Islam harus dipahami dalam makna bahasa, yakni sikap tunduk dan patuh. Siapa pun yang tunduk dan patuh, dapat disebut Muslim, meskipun secara formal dia bukan beragama Islam. Kata, aslama-yuslimu, islaman, memang bermakna “tunduk dan patuh”.
 
Pandangan semacam itu tentu keliru. Sebab, setiap istilah dalam Islam memiliki dua makna, bisa makna bahasa (lughatan) dan makna teknis (istilahan). Makna bahasa dari zakat adalah “mensucikan”, tetapi “zakat” dalam makna teknis adalah ibadah dengan cara tertentu. Shalat, makna bahasanya adalah doa. Tetapi, shalat dalam makna teknis, adalah ibadah dengan aturan dan cara tertentu. Begitu juga Islam. Makna bahasanya memang tunduk dan patuh. Tetapi, Islam dalam makna teknis adalah nama satu agama yang secara tegas disebutkan dalam al-Quran.
 
Ad-Dinul Islam juga menjadi landasan tegaknya sebuah peradaban, yang juga bernama “Peradaban Islam”. Peradaban ini dibangun di atas satu pandangan bahwa Islam ad-Din yang merupakan satu-satunya agama wahyu. Inilah salah satu unsur dalam Islamic worldview (pandangan alam Islam) yang sangat mendasar. Pandangan alam Islam terbentuk dari serangkaian pemahaman tentang konsep-konsep pokok dalam Islam, seperti konsep Tuhan, konsep kenabian, konsep agama, konsep wahyu, konsep manusia, konsep alam, dan konsep ilmu. Seluruh elemen itu terkait satu dengan lainnya, dan konsep Tuhan menjadi landasan bagi konsep-konsep lainnya.
 
Menurut Prof. Syed Muhammad Naquib al-Attas, Islam memiliki worldview yang berbeda dengan pandangan hidup agama/peradaban lainnya. Al-Attas menjelaskan sejumlah karakteristik pandangan hidup Islam, antara lain:

[1] berdasarkan kepada wahyu;
[2] tidak semata-mata merupakan pikiran manusia mengenai alam fisik dan keterlibatan manusia dalam sejarah, sosial, politik, dan budaya;
[3] tidak bersumber dari spekulasi filosofis yang dirumuskan berdasarkan pengamatan dan pengalaman inderawi;
[4] mencakup pandangan tentang dunia dan akhirat.
 
Jadi, menurut al-Attas, pandangan alam Islam adalah visi mengenai realitas dan kebenaran (the vision of reality and truth), atau pandangan Islam mengenai eksistensi (ru’yat al-Islam lil wujud). Al-Attas menegaskan, bahwa pandangan hidup Islam bersifat final dan telah dewasa sejak lahir. Islam tidak memerlukan proses ’pertumbuhan’ menuju kedewasaan mengikuti proses perkembangan sejarah. Jadi, karakteristik pandangan hidup Islam adalah sifatnya yang final dan otentik sejak awal. Ini sangat berbeda dengan sifat agama-agama lainnya maupun kebudayaan/peradaban umat manusia yang berkembang mengikuti dinamika sejarah.
Karena itu, pandangan seseorang terhadap hukum Islam, akan terkait erat dengan konsep tentang agama (ad-din) yang dia pahami, khususnya ”ad-Dinul Islam” dan perbedaaannya dengan ”Din” selain Islam. Islam adalah nama sebuah agama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. Makna “Islam” itu sendiri digambarkan oleh Nabi Muhammad saw dalam berbagai sabda beliau. Imam al-Nawawi dalam Kitab hadits-nya yang terkenal, al-Arba’in al-Nawawiyah, menyebutkan definisi Islam pada hadits kedua:
 
“Islam adalah bahwasanya engkau bersaksi bahwa sesungguhnya tiada Tuhan selain Allah dan bahwa sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah, engkau menegakkan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan shaum Ramadhan, dan menunaikan ibadah haji ke Baitullah -- jika engkau berkemampuan melaksanakannya.” (HR Muslim).
 
Pada hadits ketiga juga disebutkan, bahwasanya Nabi Muhammad saw bersabda: “Islam ditegakkan di atas lima hal: persaksian bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, penegakan shalat, penunaian zakat, pelaksanaan haji ke Baitullah, dan shaum Ramadhan.” (HR Bukhari dan Muslim).

No comments:

Post a Comment