google-site-verification: google314e099c36007d9d.html Problems of Education: Landasan Pendidikan Islam ( 4 )

Monday 7 March 2016

Landasan Pendidikan Islam ( 4 )

Keempat, konsep Islam sebagai agama otentik dan final dapat terjadi karena konsep wahyu dalam Islam adalah bersifat final. Al-Quran terjaga lafaz, makna, dan bacaannya dari zaman ke zaman. Konsep teks wahyu dalam Islam yang ’lafzhan wa ma’nan minallah’ ini sangat berbeda dengan konsep Bibel yang diakui sebagai teks manusiawi dan teks sejarah sehingga memungkinkan ditafsirkan berdasarkan konteks sosial-historis, yang menyebabkan kaum Yahudi/Kristen memiliki konsep hukum yang dinamis dan berubah dari zaman ke zaman. Konsep wahyu yang otentik dan final yang lafzhan wa ma’nan minallah tidak memungkinkan al-Quran menerima model penafsiran hermeneutis ala Bibel yang menghasilkan kerelativan hukum Islam.

 

Pandangan seorang terhadap konsep ’Islamic worldview’, bahwa Islam adalah satu-satunya agama wahyu, akan sangat menentukan dalam memandang masalah hukum Islam. Ini akan sangat berbeda dengan orang yang melihat agama – termasuk Islam – sebagai ’gejala budaya’. Islam bukanlah masuk kategori historical and cultural religion, sebagaimana agama-agama lain. Dengan karakteristik Islam sebagai agama wahyu, yang secara ketat berpegang kepada wahyu Allah – al-Quran dan al-Sunnah Rasulullah saw – dalam semua aspek kehidupan, maka umat Islam pun memandang bahwa pelaksanaan hukum Islam adalah bagian dari kewajiban mereka untuk mengikuti Sunnah Rasulullah. Sebab, Nabi Muhammad adalah uswatun hasanah dalam seluruh aspek kehidupan. Hanya umat Islam-lah yang kini tetap memegang teguh konsep ’uswatun hasanah’ terhadap seorang Nabi. Mulai bangun tidur hingga tidur lagi, umat Islam berusaha meneladani Nabi Muhammad saw, karena beliau memang contoh teladan yang lengkap dan paripurna. Konsep uswah hasanah Islam ini tidak mungkin diikuti oleh kaum Yahudi, Kristen, Hindu, Budha, komunis, atau kaum sekular Barat. Karena itu, meskipun orang-orang Barat beragama Kristen, mereka menetapkan sistem hukum, politik, ekonomi, sosial, budaya, bukan berdasarkan kepada Bibel, atau menjadikan Yesus sebagai teladan dalam seluruh aspek kehidupan.
 
Begitu juga dengan kaum komunis. Mereka tidak bisa menjadikan Karl Marx sebagai suri tauladan dalam seluruh aspek kehidupan mereka. Orang komunis tidak akan mencontoh seluruh perilaku Karl Marx. Paul Johnson, dalam bukunya, Intellectuals, (New York: Harper&Row Publisher, 1988), menulis sebuah artikel berjudul ”Karl Marx: ’Howling Gigantic Curse’. Dia menggambarkan sosok Marx: ”His angry egoism had physical as as psychological roots. He led a peculiarity unhelthy life, took very little exercise, ate high spiced food, often in large quantities, smoked heavily, drank a lot, especially strong ale, and as result had constant trouble with his liver. He rarely took baths or washed much at all.”
 
Uswah hasanah (teladan yang baik) adalah konsep yang penting dalam dunia pendidikan. Islam memiliki uswah yang sempurna, yaitu Nabi Muhammad saw, yang juga seorang pendidik teladan. Nabi Muhammad saw berhasil mendidik satu generasi yang luar biasa, yang kemudian mampu mengemban amanah risalah kenabian, sehingga dalam waktu singkat, Islam telah tersebar dan diamalkan di berbagai belahan dunia.
 
Nabi Muhammad adalah contoh, teladan yang mulia, teladan yang lengkap bagi seorang Muslim. Dalam bidang pendidikan, Nabi Muhammad saw telah membuktikan dirinya sebagai pendidik yang sempurna. Beliau berhasil manusia-manusia hebat yang terkumpul dalam satu generasi dan berhimpun dalam masyarakat yang sangat mulia. Masyarakat Madinah, bentukan Rasulullah saw, adalah masyarakat yang haus ilmu, masyarakat yang cinta pengorbanan, dan masyarakat yang rindu akan ibadah. Di tengah masyarakat seperti inilah, berbagai contoh kehidupan yang baik bisa diaplikasikan. Tradisi ilmu berkembang dengan baik; akhlak diterapkan, bukan hanya diajarkan; pendidikan karakter yang baik sudah menjadi tradisi yang mengakar, sehingga budaya minuman keras yang sudah berurat berakar dalam masyarakat Arab bisa dengan sangat singkat diberantas.

No comments:

Post a Comment