Hadits Nabi Muhammad saw yang menjelaskan tentang makna
Islam itu, sesungguhnya telah menggambarkan bagaimana konsep ’Islamic
worldview’. Konsep syahadat menjelaskan kaitan langsung antara konsep Tuhan
dalam Islam dengan konsep kenabian, dan sekaligus konsep wahyu dan kemudian
menurun pada konsep syariat. Dalam konsep Islamic worldview justru konsep
kenabian Muhammad saw menduduki posisi yang sentral. Sebab hanya melalui wahyu
yang diturunkan kepada utusannya yang terakhir (Muhammad saw), Allah swt
menjelaskan segala sesuatu tentang Diri-Nya dan tentang bagaimana tata cara
manusia untuk beribadah kepada-Nya (konsep penyerahan diri/the way of
submission).
Karena itu, keimanan kepada kenabian Muhammad saw
adalah satu-satunya pintu masuk bagi manusia untuk dapat mengenal Tuhan dengan
benar dan untuk memahami cara beribadah yang benar kepada Tuhan yang benar.
Karena itulah, bisa dipahami, mengapa Nabi Muhammad saw sangat gigih mengajak
umat manusia untuk beriman kepada Allah swt dan mengakui bahwa dirinya adalah
utusan Allah yang terakhir. Nabi Muhammad saw juga sangat keras dalam menolak
kemusyrikan dan menolak adanya nabi lagi sesudah beliau. Beliau dilarang keras
berkompromi dalam soal ketuhanan dan ubudiyah (QS al-Kafirun). Sebab, tugas
utama semua nabi adalah menyeru kepada manusia agar hanya menyembah Allah
semata. (QS An-Nahl:36).
Dengan posisi Nabi Muhammad saw sebagai utusan Allah
dan uswatun hasanah (teladan yang baik), maka Islam saat ini adalah
satu-satunya agama/peradaban yang memiliki teladan (model) yang abadi sepanjang
zaman. (QS Al-Ahzab: 21, al-Anbiya: 107, Saba:28). Seluruh aspek kehidupan kaum
Muslimin memiliki panduan konsep dan model yang jelas yang diajarkan dan
dicontohkan oleh Muhammad saw. Jika seorang bersyahadat, maka seyogyanya dia
telah menyiapkan akal, jiwa, dan raganya untuk meneladani sunnah Muhammad saw.
(QS al-Hasyr: 7).
Karena itu, tidak ada Islam jika tidak ada keimanan
terhadap kenabian Muhammad saw. Keimanan kepada Nabi Muhammad saw adalah kunci
bagi seluruh keimanan yang lain. Sebab, Allah menurunkan wahyu-Nya, yakni
al-Quran, melalui para utusan-Nya. Dan Nabi Muhammad saw adalah utusan Allah
yang terakhir, la nabiyya ba’dahu, tidak ada nabi lagi setelah Nabi
Muhammad saw. Dalam al-Quran dikatakan, tujuan diciptakannya manusia adalah
untuk beribadah kepada Allah. (QS 51:56). Adalah Nabi Muhammad saw yang
mengenalkan kepada manusia siapa Tuhan yang sebenarnya dan bagaimana cara
beribadah kepada-Nya. Melalui Nabi Muhammad saw manusia memahami wahyu Allah
tersebut. Nabi Muhammad lah yang menjelaskan bagaimana shalat, zakat, puasa,
haji, dan sebagainya.
Oleh sebab itu, dalam dakwah-Nya ke seluruh penjuru
dunia, Nabi Muhammad saw senantiasa mengajak manusia untuk masuk Islam, memeluk
agama Islam, dengan mengakuinya sebagai utusan Allah. ”Akuilah, bahwa aku ini
adalah utusan Allah,” kata Nabi saw kepada umat manusia. Sebab, memang, dalam
pandangan Islam, tidak mungkin manusia bisa mengenal dan menyembah Allah dengan
benar, kecuali dengan mengakui dan mengimani Muhammad saw sebagai utusan Allah
swt.
No comments:
Post a Comment